PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MANET &VANET

 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MANET &VANET 



PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MANET


Latar BelakangPerkembangan teknologi akhir-akhir ini berkembang cukup pesat, terutama dalam bidang teknologi jaringan nirkabel (wireless). Tuntutan akan jaringan nirkabel (wireless) menjadi lebih banyak dibandingkan dengan jaringan berkabel. Hal ini disebabkan karena akses informasi dan komunikasi yang terjadi dari waktu ke waktu, kapanpun dan dimanapun pengguna berada. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut muncul suatu teknologi pengembangan jaringan nirkabel yaitu tipe jaringan Ad-Hoc. Jaringan ad hoc adalah jaringan wireless multihop yang terdiri dari kumpulan mobile node yang bersifat dinamik dan spontan. Jaringan ad hoc dapat berdiri dan bekerja tanpa harus menggunakan kabel dan infrastruktur, infrastruktur yang dimaksud yaitu base station berupa access point atau sarana pendukung transmisi data. Pengembangan dari teknologi jaringan ad hoc yaitu Mobile Ad Hoc Network (MANET). Mobile Ad-Hoc Network (MANET) merupakan tipe jaringan khusus yang menghubungkan beberapa node mobile, seperti Laptop, Notebook, Netbook, Ipad, Smartphone dan sebagainya tanpa didukung oleh Backbone Infrastruktur seperti router tetap. MANET bersifat sementara, mudah diaplikasikan dimana saja dan memiliki topologi yang tidak tetap / acak karena node yang mobile selalu berpindah ke berbagai arah. Terdapat berbagai jenis protokol routing dalam MANET yang dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: 1) Proactive Routing, contohnya: 

1 Geographic Routing Protocol (GRP)

 2 Optimized Link State Routing Protocol (OLSR)


 2) Reactive Routing, contohnya:

  Dynamic Source Routing (DSR)

  Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV) 

  Temporary Order Routing Algorithm (TORA)


 3) Hybrid Routing, contohnya:

  Zone Routing Protocol (ZRP) Penelitian yang lain mengenai perbandingan QoS (Quality of Service) Routing Protocol OLSR dan GRP menggunakan OPNET Modeler 14.5 Pada Mobile Ad Hoc Network.  Dimana dalam penelitian itu membandingkan Quality of Service dari Protokol OLSR dan GRP yang kali ini membuktikan bahwa protokol OLSR lebik baik dibandingkan protokol GRP.


 Adapun kekurangan dari penelitian ini, yaitu:

1) routing protokol yang dibandingkan hanya routing protokol OLSR dan GRP dan disarankan untuk melakukan perbandingan routing protokol OLSR dengan routing protokol lain.simulasi kinerja routing protokol Optimized Link State Routing (OLSR) dan routing protokol Temporary Ordered Algorithm (TORA) pada Mobile Ad Hoc Network (MANET) menggunakan OPNET. Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah dapat mensimulasikan dan membandingkan kinerja routing protokol OLSR dan routing protokol TORA pada MANET dengan menggunakan network simulator OPNET.


    Jenis protokol yang digunakan adalah OLSR dan TORA 

1) Area yang digunakan dalam simulasi sebesar 1 km x 1 km

 2 Setiap protokol menggunakan variasi jumlah node sebanyak 20 Node

  Alamat IP dari node dimulai dari 192.168.1.2 sampai 192.168.1.20

  Pemilihan IP pengirim dan penerima dipilih secara acak, akan tetapi masih dalam range IP Address dari seluruh node yaitu 192.168.1.2 sampai dengan 192.168.1.20 

 Parameter kinerja yang digunakan adalah Throughput, Delay dan Data Dropped 

 Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat simulasi dalam Tugas Akhir ini adalah Optimized Network Engineering Tool (OPNET)  Tidak membahas secara mendetail perangkat-perangkat keras/hardware yang digunakan dalam simulasi dan pembuatan jaringan telekomunikasi di dunia nyata.   Model jaringan yang digunakannya adalah jaringan yang dibuat secara simulasi, tidak secara nyata. 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan skripsi ini di bagi menjadi tiga (3) bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1. Bagian Awal Bagian awal tugas akhir meliputi judul, abstrak, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar istilah dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi Dalam bagian isi penulis menyajikan pembahasan yang terbagi dalam tiga (3) bab dengan beberapa sub bab pada tiap babnya yaitu sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini bertujuan mengantarkan pembaca memahami gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, metode pengembangan sistem dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung dan menjadi dasar dalam pemecahan masalah penelitian. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang di gunakan penulis terkait penelitian yang dilakukan. BAB IV: PEMBAHASAN 5  Bab ini akan diuraikan hasil pegujian kinerja protokol OLSR dan protokol TORA dari perancangan jaringan MANET dengan menggunakan simulator OPNET. BAB V: PENUTUP Pada bab ini hanya menyangkut tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan peneliti. 3. Bagian Akhir Bagian akhir skripsi berisikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran 6  BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Komputer Komunikasi diantara manusia dan berbagai perangkat telah menjadi suatu keharusan di dunia masa kini. Untuk memungkinkan terselenggaranya komunikasi, dibangunlah sebuah jaringan komputer. 2.1.1. Sejarah Singkat Jaringan Komputer Jaringan komputer bermula dari lahirnya konsep jaringan komputer pada tahun 1940-an di Amerika yang digagas oleh sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Universitas Harvard yang dipimpin profesor Howard Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian. Kemudian tahun 1950 ketika jenis komputer mulai berkembang, sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer harus melayani beberapa tempat yang tersedia (terminal), untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System). Maka untuk pertama kalinya bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah komputer atau perangkat lainnya yang terhubung dalam suatu jaringan (host atau server) komputer. Dalam proses TSS mulai terlihat perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri. Departemen Pertahanan Amerika memutuskan untuk mengadakan riset yang bertujuan untuk menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik pada tahun 1969. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada tahun 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan 7  membentuk sebuah jaringan. Dan pada tahun 1970 itu juga setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dalam proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan meluas ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama yaitu tahun 1973, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran International Network (Internet). Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan surat elektronik dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET (User Network) pada tahun 1979. Seiring dengan bertambahnya komputer yang membentuk jaringan, dibutuhkan sebuah protokol resmi yang dapat diakui dan diterima oleh semua jaringan. Untuk itu, pada tahun 1982 dibentuk sebuah Transmission Control Protocol (TCP) atau lebih dikenal dengan sebutan Internet Protocol (IP) yang kita kenal hingga saat ini. Sementara itu, di Eropa muncul sebuah jaringan serupa yang dikenal dengan Europe Network (EUNET) yang meliputi wilayah Belanda, Inggris, Denmark, dan Swedia. Jaringan EUNET ini menyediakan jasa surat elektronik dan newsgroup USENET. 8  Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan Sistem Penamaan Domain atau domain name system, yang kini kita kenal dengan DNS. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987, jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10000 lebih. Jaringan komputer terus berkembang pada tahun 1988, Jarkko Oikarinen seorang berkebangsaan Finlandia menemukan sekaligus memperkenalkan Internet Relay Chat atau lebih dikenal dengan IRC yang memungkinkan dua orang atau lebih pengguna komputer dapat berinteraksi secara langsung dengan pengiriman pesan (Chatting). Akibatnya, setahun kemudian jumlah komputer yang saling berhubungan melonjak 10 kali lipat tak kurang dari 100000 komputer membentuk sebuah jaringan. 2.1.2. Definisi Jaringan Komputer Jaringan komputer menurut para ahli : Tanenbaum (2000:2) Jaringan Komputer merupakan kumpulan dari perangkat keras dan lunak di dalam suatu sistem yang memiliki aturan tertentu untuk mengatur seluruh anggotanya dalam melakukan aktivitas komunikasi. Todd Lamle (2012:2) Jaringan komputer adalah dua atau lebih komputer yang terhubung dan dapat membagi data, aplikasi, peralatan komputer, dan koneksi internet atau beberapa kombinasi itu. Menurut Abdul Kadir (2003:29) data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. Secara umum Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data, informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, HardDisk, dan lain-lain. 9  Prinsip dasar sebuah jaringan komputer adalah proses pengiriman data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media komunikasi tertentu. 2.1.3. Tujuan Jaringan Komputer Tujuan dibangunnya jaringan komputer adalah membawa data-informasi dari sisi pengirim menuju penerima secara cepat dan tepat tanpa adanya kesalahan melalui media transmisi atau media komunikasi tertentu. 2.1.4. Manfaat Jaringan Komputer Adapun manfaat dari jaringan komputer yaitu: 1. Berbagai pakai peralatan dan sumber daya contohnya; berbagai pemakaian printer, CPU, Memori, Harddisk dan lain-lain. 2. Integrasi data adalah menggabungkan data dari berbagai sumber database yang berbeda kedalam sebuah penyimpanan seperti gudang data (data warehouse). 3. Komunikasi contohnya; email, instant messaging dan lain-lain. 4. Proses distribusi merupakan proses penyaluran data informasi jari satu interface ke interface lainnya 5. Keteraturan Aliran Informasi 6. Keamanan data contohnya; datawarehouse 7. Konektivitas berbagai jenis dan merek komputer 2.1.5. Jenis-Jenis Jaringan Komputer Adapun jenis-jenis jaringan komputer yang ditentukan berdasarkan tiga faktor yaitu: Ruang Lingkup Geografis, Layanan (Service) dan Kebutuhan. 2.1.5.1. Berdasarkan Ruang Lingkup Geografis Jenis jaringan komputer berdasarkan ruang lingkup geografis terdapat tiga jenis jaringan komputer, antara lain: 1. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer 10  kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot. Gambar 2.1 Local Area Network (LAN) 2. Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network (MAN) suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antara 10 hingga 50km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya. Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (MAN) 11  3. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat difenisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik. Gambar 2.3 Wide Area Network (WAN) 2.1.5.2. Berdasarkan Service Berdasarkan service jaringan terbagi tiga yaitu: a. Intranet Pengertian dari intranet dapat ditafsirkan sebagai bentuk privat dari internet yang penggunaannya terbatas pada suatu organisasi / perusahaan. Dengan kata lain, pengertian intranet adalah sebuah jaringan privat dengan sistem dan hierarki yang sama dengan internet namun tidak terhubung dengan jaringan internet dan hanya digunakan secara internal. b. Extranet Extranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan protokol internet dan sistem telekomunikasi publik untuk membagi sebagian informasi bisnis atau operasi secara aman kepada penyalur (supplier), penjual 12  (vendor), mitra (partner), pelanggan dan lain-lain. Extranet dapat juga diartikan sebagai intranet sebuah perusahaan yang dilebarkan bagi pengguna di luar perusahaan. c. Internet Internet singkatan dari Interconnected Networking yang berarti jaringan komputer yang saling terhubung, lebih jelasnya, pengertian internet adalah gabungan jaringan komputer diseluruh dunia yang membentuk suatu sistem jaringan informasi global. Dengan kata lain internet adalah jaringan komputer atau network yang membentuk jaringan interkoneksi yang terhubung melalui protocol TCP/IP yang jangkauannya sangat luas (internasional). Gambar 2.4 Intranet, Extranet dan Internet 2.1.5.3. Berdasarkan Kebutuhan Berdasarkan kebutuhan jaringan terbagi atas dua yaitu : a. Jaringan Berkabel (Wired Network) Jaringan komputer berkabel (wired network) adalah dimana informasi berpindah dari satu perangkat jaringan ke satu perangkat 13  jaringan yang lain melalui media kabel. Salah satu contoh jaringan berkabel adalah Ethernet. b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network) Jaringan lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya: link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar. Area dapat berjarak dari ruangan tunggal ke seluruh kampus. Salah satu jaringan nirkabel adalah Jaringan Ad Hoc. 2.2. Jaringan Ad-Hoc Jaringan Ad Hoc atau Ad Hoc Network adalah jaringan wireless yang terdiri dari kumpulan mobile node (mobile station) yang bersifat dinamik dan spontan, dapat diaplikasikan dimanapun tanpa menggunakan jaringan infrastruktur yang telah ada. Gambar 2.5 Ilustrasi Jaringan Ad-Hoc 14  2.2.1 Kelebihan Jaringan Ad Hoc Kelebihan Jaringan Ad Hoc yaitu: 1. Tidak memerlukan dukungan backbone infrastruktur sehingga mudah diimplementasikan dan sangat berguna ketika infrastruktur tidak ada ataupun tidak berfungsi lagi. 2. Mobile node yang selalu bergerak (mobility) dapat mengakses informasi secara real time ketika berhubungan dengan mobile node lain, sehingga pertukaran data dan pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan. 3. Fleksibel terhadap suatu keperluan tertentu karena jaringan ini memang bersifat sementara. 4. Dapat direkonfigurasi dalam beragam topologi baik untuk jumlah user kecil hingga banyak sesuai dengan aplikasi dan instalasi (scalability). 2.2.2 Kekurangan Jaringan Ad Hoc Adapun Kekurangan Jaringan Ad Hoc yaitu: 1. Packet loss akan terjadi bila transmisi mengalami kesalahan (error). 2. Seringkali terjadi disconnection, karena tidak selalu berada dalam area cakupan. 3. Bandwidth komunikasi yang terbatas 4. Lifetime baterai yang singkat. 5. Kapasitas kemampuan jangkauan mobile node yang terbatas dan bervariasi. 2.2.3 Jenis-Jenis Jaringan Ad Hoc Jenis jaringan Ad Hoc dalam jaringan terbagi atas tujuh jenis jaringan ad hoc yaitu sebagai berikut: 15  1. WANET (Wireless Ad Hoc Network) WANET Merupakan Suatu Jaringan Ad-Hoc yang terdapat dalam jaringan Wireless pada perangkat komputer atau laptop. Contoh penerapan WANET adalah Jaringan Ad-Hoc yang peer to peer dari laptop ke laptop. 2. VANET (Vehicular Ad Hoc Network) VANET Merupakan suatu jaringan Ad-Hoc yang menyebarkan Ad-Hoc dari satu kendaraan ke kendaraan lain. Vanet berguna untuk komunikasi antar kendaraan maupun antara kendaraan yang berada di pinggir jalan. 3. SPANs (Smart Phone Ad Hoc Network) Jenis teknologi ad-hoc yang diciptakan untuk pelaporan sistem tak terlihat dengan menghubungkan mikro elektronika, pemrosesan terdistribsi sinyal. 4. iMANETs (Internet Based Mobile Ad Hoc Netwok) Jaringan Ad Hoc yang menghubungkan dua node bergerak dan tetap node internet gateway. 5. Military / Tactical MANETs Digunakan oleh unit militer dengan penekanan pada keamanan, jangkauan dan inegrasi jaringan dengan sistem yang sudah ada sebelumnya untuk dimanfaatkan dalam bidang militer. 6. SPAN (Self Powered Ad Hoc Network) SPANs merupakan jaringan ad-hoc yang memanfaatkan hardware pada smartphone (Wifi & Bluetooth). 7. MANET (Mobile Ad Hoc Network) Mobile Ad Hoc Network merupakan jaringan yang terdiri dari gabungan perangkat bergerak (mobile) tanpa infrastruktur. Dalam bab ini membahas tentang jaringan Ad Hoc yang menggunakan jenis jaringan Mobile Ad Hoc Network (MANET) dengan fokus mengukur 16  (parameter Throughput, Delay, Packet Delivery Ratio (PDR) dan Data Dropped) menggunakan protokol OLSR dan protokol TORA. 2.3 Jaringan Mobile Ad Hoc Network (MANET) Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah sebuah jaringan yang terdiri dari gabungan perangkat- perangkat bergerak (mobile) tanpa infrastruktur, sehingga membentuk jaringan yang bersifat sementara. Pada MANET, mobile host yang terhubung dengan wireless dapat bergerak bebas dan juga berperan sebagai router. Gambar 2.6 Contoh Jaringan Mobile Ad Hoc Network 2.3.1 Karakteristik MANET MANET terdiri dari mobile platform (seperti router dan perangkat wireless) dalam hal ini disebut dengan “node” yang bebas berpindah-pindah ke mana saja. Node tersebut bisa saja berada di pesawat, kapal, mobil dan dimana saja. Setiap node dilengkapi dengan transmitter dan receiver wireless menggunakan antena atau sejenisnya yang bersifat omnidirectional (broadcast), highly directional (point to point), memungkinkan untuk diarahkan, atau 17  kombinasi dari beberapa hal tersebut. Omnidirectional maksudnya adalah gelombang radio dipancarkan ke satu arah tertentu. Selain karakteristik diatas Mobile Ad Hoc Network (MANET) juga memiliki beberapa karakteristik yang lebih menonjol antara lain; 1. Topologi yang dinamis : Node pada MANET memiliki sifat yang dinamis, yaitu dapat berpindah-pindah kemana saja. Maka topologi jaringan yang bentuknya adalah loncatan antara hop ke hop dapat berubah secara tidak terpola dan terjadi secara terus menerus tanpa ada ketetapan waktu untuk berpindah. Bisa saja didalam topologi tersebut terdiri dari node yang terhubung ke banyak hop lainnya, sehingga sangat berpengaruh secara signifikan terhadap susunan topologi jaringan. 2. Otonomi : setiap node pada MANET berperan sebagai end-user sekaligus sebagai router yang menghitung sendiri router-path yang selanjutnya akan dipilih. 3. Keterbatasan bandwidth : link pada jaringan wireless cenderung memiliki kapasitas yang rendah jika dibandingkan dengan jaringan berkabel. Jadi, kapasitas yang keluar untuk komunikasi wireless juga cenderung lebih kecil dari kapasitas maksimum transmisi. Efek yang terjadi pada jaringan yang berkapasitas rendah adalah congestion (kemacetan). 4. Keterbatasan energi : semua node pada MANET bersifat mobile, sehingga dapat dipastikan node tersebut menggunakan tenaga baterai untuk beroperasi. Sehingga perlu perancangan untuk optimalisasi energi. 5. Keterbatasan keamanan : jaringan wireless cenderung lebih rentan terhadap keamanan daripada jaringan berkabel. Kegiatan pencurian (eavesdroping, spoofing dan denial of service) harus lebih diperhatikan. 18  2.3.2 Kelebihan MANET Beberapa kelebihan dari Mobile Ad Hoc Network (MANET) yaitu: 1. Bisa cepat beradaptasi terhadap perubahan topology dan kondisi network 2. Effisien dalam penggunaan Bandwith 3. Menerapkan konsep Hand-Off Management 4. fleksibel dalam penentuan topology dan tidak terlampau lama menyesuaikan dengan kondisi di lapangan (sangat berfungsi jika diterapkan sebagai sarana telekomunikasi di daerah bencana) 2.3.3 Fokus Pengembangan MANET Adapun fokus penelitian MANET saat ini mengacu kepada beberapa hal antara lain: 1. Routing Topologi MANET yang secara dinamis dapat berubah-ubah menyebabkan muncul tantangan untuk mencari solusi untuk routing paket. Hal ini penting karena pada saat ada perubahan posisi node, maka kemungkinan besar jalur routing akan berubah dan perlu untuk mengatur ulang jalur routing. 2. Security dan Reliability Keamanan sangat diperlukan terlebih pada jaringan wireless. Ini akan mencegah seseorang untuk mengambil dan mengirimkan paket yang tidak diinginkan. Selain itu juga terhadap ketangguhan jaringan wireless yang memiliki jangakauan yang terbatas. 3. Quality of Service Penerapan QoS pada jaringan yang selalu berubah-ubah merupakan tantangan tersendiri. Implementasi QoS harus dikembangkan agar dapat menyesuaikan dengan kondisi jaringan pada MANET. 19  Routing Protocol MANET Proaktif Routing GRP OLSR Reaktif Routing AODV DSR TORA Hybrid Routing ZRP 4. Internetworking Selain komunikasi antar node didalam MANET, juga perlu mengembangkan teknologi untuk berkomunikasi pada jaringan tetap. 5. Power Consumption Hampir sebagian besar perangkat mobile saat ini menggunakan baterai sebagai sumber dayanya. Untuk penggunaan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka perlu dikembangkan cara memperpanjang waktu operasi perangkat tersebut dengan cara memperbesar kapasitas baterai atau memperkecil jumlah konsumsi baterai. 2.3.4. Routing Protokol MANET Routing dalam MANET merupakan suatu tantangan yang menarik karena MANET memiliki fitur yang dinamis, dia dibatasi oleh bandwidth dan power/energi. Gambar 2.7 Routing Protokol Pada MANET Pada MANET proses routing tidaklah semudah seperti yang terjadi pada jaringan berkabel. Ini dikarenakan setiap node berperan sebagai router yang menerima aliran data dan menghitung jalur yang tepat untuk selanjutnya dikirimkan ke jalur tersebut sampai tujuan. Setiap node tidak dipengaruhi oleh 20  node lain (otonomi) dalam menentukan routing. Routing dalam MANET dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Proactive Routing Protocol Proactive routing protocol bekerja dengan cara membentuk tabel routing jika ada permintaan pembuatan route link baru atau perubahan link. Routing protokol proaktif atau table-driven routing protokol berusaha untuk menyediakan informasi routing yang konsisten dan up-to-date di setiap node. Setiap node diharuskan mempunyai informasi routing. Setiap node merespon perubahan dalam topologi jaringan dengan menjalarkan update informasi tabel routing ke seluruh node di jaringan untuk memastikan konsistensi routing. Beberapa contoh routing protokol proaktif yaitu : 1) Geographic Routing Protocol (GRP) 2) Optimized Link State Routing Protocol (OLSR) 2. Reactive Routing Protocol Reactive routing protocol atau On-demand routing protokol, routing hanya dibuat ketika node sumber membutuhkan routing. Saat node sumber membutuhkan routing ke node tujuan, node sumber melakukan proses route discovery dalam jaringan. Proses ini akan selesai jika rute telah ditemukan atau semua permutasi rute telah diperiksa. Setelah didapat rute maka akan dilakukan prosedur routing maintenance hingga node sumber tidak menginginkan lagi atau node tujuan tidak bisa diakses lagi. Beberapa contoh routing protokol reaktif yaitu: 1) Dynamic Source Routing (DSR) 2) Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV) 3) Temporary Order Routing Algorithm (TORA) 3. Hybrid Routing Protocol Hybrid routing protocol merupakan perpaduan antara proactive dan reactive. Contoh hybrid routing protocol yaitu Zone Routing Protocol (ZRP). 



PENGERTIAN VANET


    Vehicular Ad-hoc Network (VANET) adalah salah satu jaringan komunikasi nirkabel yang sangat populer di bidang industri otomotif. VANET merupakan sebuah pengembangan dari jaringan nirkabel sebelumnya yaitu Mobile Ad-hoc Network (MANET). Tujuan dasar dari penelitian VANET adalah untuk mengembangkan sistem komunikasi pada kendaraan-kendaraan yang memungkinkan pertukaran data yang cepat dan efisien sehingga dapat digunakan sebagai sistem informasi trafik lalu lintas yang cerdas. Komunikasi ini dapat dilakukan antarkendaraan (vehicle to vehicle) atau kendaraan dengan infrastruktur di sekitar ruas jalan (vehicle to roadside). Routing protocol merupakan aspek penting dalam sebuah jaringan dimana aspek tersebut sangatlah berpengaruh dalam kinerja sebuah jaringan. Di dalam jaringan VANET terdapat beberapa routing protocol yang dapat diimplementasikan pada kondisi tertentu. Oleh sebab itu, diperlukan salah satu routing protocol yang paling tepat untuk diimplementasikan sehingga diperoleh efektivitas dan kinerja yang terbaik dalam kondisi tertentu. Pada proposal tugas akhir ini akan dilakukan analisa kinerja dari routing protocol DSR dan AODV pada jaringan VANET yang akan disimulasikan dengan Network Simulator 2 (NS-2). Dari kedua routing protocol diatas akan dibandingkan mana yang paling efektif, efisien, dan performansinya paling maksimal. Adapun efektivitas dan efisiensi routing protocol tersebut diukur berdasar beberapa parameter performansi, yaitu Average throughput, Packet Delivery Ratio, Average End-to-end delay, Routing Overhead, dan Normalized Routing Load


     Ad-Hoc Network Ad-hoc networks dapat disebut sebagai desentralisasi dalam jaringan wireless Jaringan AdHoc dianggap sebagai solusi yang memadai untuk berkendara secara kooperatif dalam berkomunikasi antar kendaraan di jalan. Jaringan Ad-hoc merupakan salah satu jenis dari Wireless Local Area Network (WLAN) yang terdiri dari sekumpulan node yang berkomunikasi satu sama lain secara langsung tanpa melibatkan node perantara seperti access point. Jaringan ini tidak bergantung pada infrastruktur yang sudah ada sebelumnya seperti router. Setiap node pada jaringan ad-hoc memiliki interface wireless. Node-node dalam jaringan ad-hoc bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah. Pada jaringan ad-hoc setiap node tidak hanya berfungsi sebagai pengirim dan penerima informasi tetapi juga berfungsi sebagai pendukung jaringan seperti router. Oleh karena itu maka diperlukan sebuah routing protokol yang ditanamkan pada jaringan ad-hoc tersebut


    Vehicular Ad-hoc Network Vehicular ad-hoc network (VANET) merupakan turunan dari Mobile Ad-hoc Network (MANET) yang membangun jaringan wireless yang meliputi Inter-Vehicle Communication (IVC), Vehicle to Roadside (V2R), atau Roadside to Roadside (R2R). VANET ini kelak akan sangat berperan pada perkembangan teknologi Intelligent Transportation System (ITS)[7] dalam menyediakan aplikasi keamanan sepeti kemacetan lalu lintas, kontrol kecepatan, kecelakaan sisi jalan, bagian bebas untuk kondisi darurat dan hambatan pada umumnya. Gambar 2.1 Overview Vehicular Ad-hoc Network

     

    Inter-Vehicle Communication (IVC) Meng-install infrastruktur yang permanen di jalan raya dapat menelan banyak biaya, maka komunikasi antar kendaraan (IVC) akan dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas cakupan jaringan kendaraan.[4] Komunikasi IVC murni merupakan jaringan ad-hoc. Komunikasi jenis ini banyak digunakan untuk aplikasiaplikasi keamanan seperti peringatan keselamatan, informasi lalu lintas, peringatan penghalang jalan, peringatan tabrakan persimpangan, dan lain sebagainya. Komunikasi Vehicle-to-Vehicle (V2V) menggunakan teknik forwarding paket baik secara unicast atau multicast di antara node sumber dan tujuan. Forwarding secara unicast berarti bahwa sebuah kendaraan hanya mengirim atau menerima paketdari tetangganya dengan satu jalur. Sedangkan forwarding secara multi-cast memungkinkan bantuan pertukaran paket dari kendaraan lain yang menjadi penengah atau sebagai relaynya. 

 

     Routing Protocol  adalah seperangkat aturan yang mengatur setiap komputer untuk saling bertukar informasi melalui media jaringan, sedangkan routing adalah proses memindahkan informasi dari pengirim ke penerima melalui sebuah jaringan.


    Routing adalah mekanis me penentuan link dari node pengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI (Layer Network). Protokol routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima, akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan route link yang terbaik dari link yang akan dilalui. Pemilihan rute terbaik tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti bandwidth link dan jaraknya. Pada VANET, protokol routing dikategorikan ke dalam lima kategori : topology-based routing protocol, position-based routing protocol, clusterbased routing protocol, geocast routing protocol dan broadcast routing protocol.

 a. Topology-Based Routing Protocols Protokol routing ini menggunakan informasi link yang terdapat pada jaringan untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Lebih lanjut, routing berbasis posisi ini dibagi lagi menjadi protokol proaktif, reaktif, dan hybrid. Protokol routing ini mencoba untuk menyeimbangkan kemungkinan antisipasi pada semua path dan menjaga overhead pada tingkat minimum. Protokol ini menggunakan informasi mengenai topologi jaringan yang ada dan kondisi link komunikasi antar node dalam pengambilan keputusan routing. Macam-macam protokol routing ini adalah FSR, DSR, OLSR, DSDV, AODV

 b. Position-Based Routing Protocols Position-based routing terdiri dari algoritma routing. Mereka membagi properti menggunakan informasi lokasi geografis untuk memilih forwarding hop yang berikutnya. Protokol routing yang paling dominan dari kategori ini adalah GPSR, LAR, GSR, CAR, ASTAR. 

c. Cluster-Based Routing Protocols

Cluster-based routing mengkhususkan pada clusters. Sekumpulan node mengidentifikasi dirinya sendiri untuk menjadi bagian pada cluster dan sebuah node ditunjuk sebagai kepala cluster yang akan mem-broadcast paket ke cluster. Skalabilitas yang baik untuk jaringan yang lebih besar merupakan keunggulan protokol ini, namun delayjaringan dan overhead cukup tinggi yakni ketika proses pembentukan cluster pada jaringan dengan mobilitas tinggi seperti VANET. Macam-macam protokol routing ini adalah seperti HCB, CBLR, COIN, LORACBF, CBDRP

 d. GeoCast Routing Protocols Routing ini pada dasarnya merupakan routing multicast berbasis posisi. Tujuannya adalah untuk mengirim paket dari node sumber ke semua node yang berada pada area geografis tertentu (Zone of Relevance [ZOR]). Macammacam protokol routing Geocast antara lain IVG, ROVER, DG-CASTOR, DTSG and DRG.

 e. Broadcast-Based Routing Protocols Routing broadcast sering digunakan VANET untuk keperluan sharing lalu lintas, cuaca dan darurat, keadaan jalan antar kendaraan, dan pengumuman iklan. Macam-macam protokol broadcast routing antara lain BROADCOMM, UMB, V-TRADE, and DVCAST. Topology-based Routing Protocol Protokol routing berbasis topologi menggunakan tabel routing untuk menyimpan info link sebagai dasar packet forwarding dari node sumber ke node tujuan. Protokol ini dikategorikan menjadi tiga jenis berdasarkan arsitektur jaringan, yaitu : Proactive, Hybrid, Reactive.

1. Proactive Routing Protocol Kelebihan dari roactive routing  proactive routing protocol adalah tidak memerlukan route discovery dikarenakan route tujuan telah disimpan sebelumnya. Di sisi lain, kekurangannya adalah lamanya interval waktu antara stimulus dengan respon sehingga tidak cocok untuk aplikasi real-time. Contohnya : FSR, OLSR, DSDV

 2. Hybrid Routing Protocol Hybrid routing protocol diperkenalkan untuk mengurangi control overhead dan mengurangi delay awal pada proses penemuan rute pada pada proactiv routing protocol.

 Contoh : ZRP, HARP, HAODV


KELOMPOK 4:

1.DELLA AMELIA

2.DESTY SAHARA ZULMAH

3.LILIS ASTRIA LAIA

4.UWANTA

5.DIO TRI NANDA SITEPU

6.SAFANI WIRANTARA

Komentar